Teruntuk, Kamu

Aku masih mengingatnya. Dua tahun lalu, ketika kau kehilangan hal-hal yang penting bagimu. Ketika kau terluka begitu dalam, sampai menolak tangan-tangan yang ingin membantumu untuk berdiri lagi. Ketika kau kehilangan senyum cerahmu yang sangat aku sukai.

Pun aku masih mengingatnya. Satu tahun setelah itu, kau mulai bangkit dengan kemampuanmu sendiri. Kau mulai menerima perkataan orang-orang yang kecewa padamu dan menunjukkan dirimu yang sudah berubah. Kamu mulai menjadi kuat, bahkan kau yang mengatakan bahwa itu adalah tahun ketika kau merasa lebih kuat secara mental.

Melihatmu selama dua tahun ini membuatku sadar, bahwa yang membuatmu berharga bagiku adalah bagaimana kau selalu bangkit meski dengan luka di sekujur tubuh. Mungkin kau mudah untuk terluka, mungkin kau selalu takut sebelum melangkah, menyalahkan diri, tidak percaya diri. Meskipun begitu, kau selalu memilih untuk kembali bangkit, kembali berjalan, meski dengan luka di sekujur tubuhmu, meski dengan bekas luka yang tak kunjung sembuh.

Dan aku menyukaimu karena itu.

Mungkin kau selalu membutuhkan waktu yang lama untuk kembali berjalan. Membutuhkan waktu yang lama untuk akhirnya kau bisa berhenti menyalahkan dirimu sendiri.
Tak apa. Tak apa.
Bersikaplah senyamanmu. Tak apa...
Hanya satu yang ingin aku sampaikan,
bahwa aku akan selalu di sini bersamamu.

Aku selalu di sini. Sejak kau terjatuh dua tahun lalu pun aku selalu di sini.
Aku melihat bagaimana kau terjatuh begitu dalam, mulai bangkit dengan luka yang masih basah, berjalan dengan tertatih, sampai mulai berlari kecil,

...dan sekarang, ketika panah yang begitu besar kembali mengarah padamu dan melukaimu.

Kau yang menahan tangis di hari itu. Kau yang menundukkan kepalamu untuk meminta maaf. Kau yang sekali lagi terluka.

Dan kali ini pun, aku tetap di sini. Selalu di sini, di sampingmu, bersamamu.

Kau tahu, gestur favoritku darimu adalah ketika tanganmu bergetar setiap kali kau tampil. Karena saat itu, aku melihatmu yang berusaha keras untuk melangkah maju. Aku melihatmu, sebagai sesama manusia yang bekerja keras demi sesuatu yang ingin diraih. Mungkin kau selalu takut, mungkin kau memiliki trauma di berbagai hal. Meskipun begitu kau selalu maju. Kau selalu bergerak, kau selalu menunjukkan sisimu yang berubah.

Kau memiliki banyak luka di sekujur tubuhmu. Setiap luka itu memiliki ceritanya masing-masing yang membuatmu menjadi kau yang sekarang.
Dan kali ini pun, aku akan selalu di sini, di sampingmu, untuk sekali lagi menemanimu membuat cerita baru lewat luka baru ini.

Karena itu, izinkan aku untuk kembali menawarkan tanganku, untuk kita sama-sama bangkit kembali. Sama-sama berpegangan tangan, untuk menuju ke masa depan yang ada di depan sana.

Dan izinkan aku tetap di sini.

Untukmu.


"Aku ingin mengenalmu lebih dalam. Hal-hal yang membuatmu senang, begitu juga hal-hal yang membuatmu sedih dan kecewa. Aku ingin melihat semua sisi darimu. Dan jikalau kau memperlihatkan sisi burukmu, aku memiliki kepercayaan diri kalau aku masih akan tetap menyukaimu."

Salah satu kalimat yang sangat aku sukai di rute NEWS ni Koishite Koyama bagian kedua. Karena...ya, meskipun kau keluar sisi burukmu pun aku tidak masalah. Aku akan tetap menyukaimu.
Karena Koyama Keiichiro yang aku sukai adalah adalah kumpulan dari sisi baik dan sisi buruknya.

Komentar