Untuk Elly di masa depan, pastikan kau mengingat apa yang sudah kamu tulis ini.
____________________________________________
Halo. Hah syukurlah akhir akhir ini ada banyak hal yang bisa jadi bahan buat update-an blog. Ups, jadi serasa kayak Elly kecil yang sukanya update blog mulu tiap ada event apa. Tapi serius, yang ini sepertinya perlu di-share soalnya masih fresh.
Jadi, aku baru saja belajar sesuatu. Rasanya banyak banget yang dijejelin(?) ke aku akhir akhir ini. Banyak banget yang dipelajari, dan ini adalah salah satunya.
Penah nggak sih, kalian ngerasa kalau kalian itu sebenernya sosok yang udah oke. Maksudku, semacam rasa mencintai diri sendiri yang berlebihan, menganggap bahwa sebuah kekurangan kita itu sebenernya bukan salah kita tapi salah orang lain. Bahwa sebenernya aku yang bener, kalian semua salah. Pernah nggak sih?
Beberapa mungkin ada ya. Nggak mungkin kalo nggak ada, soalnya aku adalah salah satu dari orang-orang itu.
Kok ngumbar kejelekan gini ya jadinya? Haha, jadi sebenernya ini semacam analisis diri sendiri sih, dan biar kalian yang punya sikap yang hampir mirip mirip kayak aku setidaknya mikir dua kali buat bersikap kayak gini terus apa berhenti dan mulai merubah diri.
Ngomong-ngomong, bukan berarti aku selalu merasa oke sih. Cuma di beberapa kondisi aja, terutama di kondisi yang aku pikir seharusnya aku tau segalanya soal hal itu, aku bersikap kayak gitu. Oke klarifikasi aja sih. Ups.
Jadi, soal sikap tadi, yang aku rasain aja sih, pada akhirnya akan menuntun kita ke sikap akibatnya yaitu jadi susah lihat kekurangan diri sendiri. Bahkan terkadang ketika kita udah tau apa kekurangan kita itu kita langsung mendoktrin pikiran kita sendiri dengan pembenaran-pembenaran yang intinya ngomong bahwa itu bukan pure kekuranganmu.
Pernah ngerasa gitu? I feel you then hehe.
Nah, jadi kayak gimana dong?
Oke. Aku belajar sesuatu hari ini. Bahwa kita memang harus menerima kekurangan diri sendiri. Bahwa ketika kita sadar betul tentang kekurangan kita dan menerimanya, justru saat itulah kita akan tergerak untuk memperbaikinya. Kita akan sadar bahwa kita nggak bisa terus-terusan kayak gitu karena akan memperburuk diri kita sendiri.
Aku susah banget buat aktif di sebuah diskusi, itu kekuranganku. Pembenaran yang aku lakukan adalah, karena tipeku itu termasuk anak yang akan aktif kalau aku suka sama topik diskusi itu. Yaudah kalau topiknya nggak aku minati, jangan salahkan kalau aku jadi diem di diskusi itu. Topikmu sih yang nggak menarik.
Gitu.
Jahat ya? Haha iya aku baru sadar kalau pembenaran ini cukup keterlaluan.
Awalnya aku fine fine aja hidup bersama sikap seperti itu. Tapi kejadian hari ini membuka segalanya, bahwa mungkin aku akan fine fine aja sekarang, tapi di masa depan aku nggak akan bisa fine fine aja. Karena nyatanya kondisi saat ini adalah kondisi kompetisi. Yang terlihat menonjol yang akan lebih diperhatikan. Kebanyakan orang nggak peduli kita suka apa nggak sama kondisi kayak gitu.
Kalau nggak suka sama kondisi itu, dan sadar kalau itu kondisi yang salah, yaudah jadilah pengaruh dan rubah itu. Kalau nggak mau jadi pengaruh, yaudah adaptasi. Tapi tentu setiap pilihan ada konsekuensi, dan pastikan kau mengerti apa konsekuensi itu.
Oke maaf jadi ngelantur.
Pokok intinya, menerima kekurangan itu perlu, perlu banget. Karena dengan begitu kita akan tau apa langkah selanjutnya yang akan kita ambil biar nggak hidup kayak gitu lagi. Mungkin tidak bisa sempurna, tapi setidaknya kita mencoba untuk menjadi lebih baik lagi.
Ngomong-ngomong, aku nggak keterima seleksi. Sedih memang, sebel, ngerasa kalau sebenernya aku bisa memberikan hal yang lebih dari yang aku berikan tadi.Salahkan Tegoshi kenapa aku jadi benci kalah kayak gini. Oke maaf random.
Tapi aku nggak nyesel, karena banyak banget yang bisa dipelajari dari seleksi itu tadi. Salah satunya ya aku bisa jadi tau betul apa kekuranganku, dan bahwa aku nggak bisa hidup kayak gini terus-terusan kalau mau survive.
Jadi di kesempatan seleksi beasiswa ke luar negeri yang selanjutnya, aku udah jadi Elly baru yang lebih keren soalnya udah mencoba memperbaiki kekurangan itu :)
Oke, semangat untuk masa depan lebih baik semuaaa~ Semoga yang aku bagi ini bermanfaat :) Fresh from the oven. Belom lewat sehari jadi memori tentang semua proses seleksi sampai pengumuman dan apa aja yang aku pelajari masih anget dari otakku.
____________________________________________
PS: aku jadi ngerasain gimana jadi Tegoshi Yuya yang cuma punya pengalaman junior 10 bulan terus udah dibarengin sama senpai senpai-nya. Serasa kentang, serasa kalau posisi ini ada jauh di bawah mereka. Tapi Tegoshi benci kalah, sehingga dia latihan terus biar nggak kalah sama para senpai sehingga akhirnya sekarang dia ada di posisi penting di grupnya :) Tegoshi kun oshieteee~
____________________________________________
Halo. Hah syukurlah akhir akhir ini ada banyak hal yang bisa jadi bahan buat update-an blog. Ups, jadi serasa kayak Elly kecil yang sukanya update blog mulu tiap ada event apa. Tapi serius, yang ini sepertinya perlu di-share soalnya masih fresh.
Jadi, aku baru saja belajar sesuatu. Rasanya banyak banget yang dijejelin(?) ke aku akhir akhir ini. Banyak banget yang dipelajari, dan ini adalah salah satunya.
Penah nggak sih, kalian ngerasa kalau kalian itu sebenernya sosok yang udah oke. Maksudku, semacam rasa mencintai diri sendiri yang berlebihan, menganggap bahwa sebuah kekurangan kita itu sebenernya bukan salah kita tapi salah orang lain. Bahwa sebenernya aku yang bener, kalian semua salah. Pernah nggak sih?
Beberapa mungkin ada ya. Nggak mungkin kalo nggak ada, soalnya aku adalah salah satu dari orang-orang itu.
Kok ngumbar kejelekan gini ya jadinya? Haha, jadi sebenernya ini semacam analisis diri sendiri sih, dan biar kalian yang punya sikap yang hampir mirip mirip kayak aku setidaknya mikir dua kali buat bersikap kayak gini terus apa berhenti dan mulai merubah diri.
Ngomong-ngomong, bukan berarti aku selalu merasa oke sih. Cuma di beberapa kondisi aja, terutama di kondisi yang aku pikir seharusnya aku tau segalanya soal hal itu, aku bersikap kayak gitu. Oke klarifikasi aja sih. Ups.
Jadi, soal sikap tadi, yang aku rasain aja sih, pada akhirnya akan menuntun kita ke sikap akibatnya yaitu jadi susah lihat kekurangan diri sendiri. Bahkan terkadang ketika kita udah tau apa kekurangan kita itu kita langsung mendoktrin pikiran kita sendiri dengan pembenaran-pembenaran yang intinya ngomong bahwa itu bukan pure kekuranganmu.
Pernah ngerasa gitu? I feel you then hehe.
Nah, jadi kayak gimana dong?
Oke. Aku belajar sesuatu hari ini. Bahwa kita memang harus menerima kekurangan diri sendiri. Bahwa ketika kita sadar betul tentang kekurangan kita dan menerimanya, justru saat itulah kita akan tergerak untuk memperbaikinya. Kita akan sadar bahwa kita nggak bisa terus-terusan kayak gitu karena akan memperburuk diri kita sendiri.
Aku susah banget buat aktif di sebuah diskusi, itu kekuranganku. Pembenaran yang aku lakukan adalah, karena tipeku itu termasuk anak yang akan aktif kalau aku suka sama topik diskusi itu. Yaudah kalau topiknya nggak aku minati, jangan salahkan kalau aku jadi diem di diskusi itu. Topikmu sih yang nggak menarik.
Gitu.
Jahat ya? Haha iya aku baru sadar kalau pembenaran ini cukup keterlaluan.
Awalnya aku fine fine aja hidup bersama sikap seperti itu. Tapi kejadian hari ini membuka segalanya, bahwa mungkin aku akan fine fine aja sekarang, tapi di masa depan aku nggak akan bisa fine fine aja. Karena nyatanya kondisi saat ini adalah kondisi kompetisi. Yang terlihat menonjol yang akan lebih diperhatikan. Kebanyakan orang nggak peduli kita suka apa nggak sama kondisi kayak gitu.
Kalau nggak suka sama kondisi itu, dan sadar kalau itu kondisi yang salah, yaudah jadilah pengaruh dan rubah itu. Kalau nggak mau jadi pengaruh, yaudah adaptasi. Tapi tentu setiap pilihan ada konsekuensi, dan pastikan kau mengerti apa konsekuensi itu.
Oke maaf jadi ngelantur.
Pokok intinya, menerima kekurangan itu perlu, perlu banget. Karena dengan begitu kita akan tau apa langkah selanjutnya yang akan kita ambil biar nggak hidup kayak gitu lagi. Mungkin tidak bisa sempurna, tapi setidaknya kita mencoba untuk menjadi lebih baik lagi.
Ngomong-ngomong, aku nggak keterima seleksi. Sedih memang, sebel, ngerasa kalau sebenernya aku bisa memberikan hal yang lebih dari yang aku berikan tadi.
Tapi aku nggak nyesel, karena banyak banget yang bisa dipelajari dari seleksi itu tadi. Salah satunya ya aku bisa jadi tau betul apa kekuranganku, dan bahwa aku nggak bisa hidup kayak gini terus-terusan kalau mau survive.
Jadi di kesempatan seleksi beasiswa ke luar negeri yang selanjutnya, aku udah jadi Elly baru yang lebih keren soalnya udah mencoba memperbaiki kekurangan itu :)
Oke, semangat untuk masa depan lebih baik semuaaa~ Semoga yang aku bagi ini bermanfaat :) Fresh from the oven. Belom lewat sehari jadi memori tentang semua proses seleksi sampai pengumuman dan apa aja yang aku pelajari masih anget dari otakku.
"Karena akan selalu ada alasan di balik kejadian."
____________________________________________
Komentar