"Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya."
Beberapa waktu yang lalu, kami mengikuti kompetisi mading se-Tulungagung-Blitar-Trenggalek, Pesta Sekolah (PS). Kompetisi ini udah diselenggarakan sebanyak 4 kali, dan selama 3 kali Madcrew selalu memegang gelar juara umum. Goal tertinggi kami tentunya hanya satu. Juara umum untuk keempat kalinya.
Gelar juara adalah sebuah tantangan tersendiri dalam sebuah kompetisi. Semua peserta akan selalu berlomba-lomba mempersembahkan yang terbaik agar mendapatkan gelar juara itu. Dan ketika gelar tertinggi itu didapat, segalanya menjadi lebih ringan, karena akhirnya segala jerih payahnya telah terbayar dengan indahnya, sekaligus berat, karena beban untuk mempertahankan gelar juara di kompetisi berikutnya telah dipikulnya.
Hal itulah yang kami rasakan. Kami, Madcrew, anggota mading SMAN 1 Boyolangu.
Namun... Beban. Jujur, ini beban.
Setelah 3 kali juara, tidak ada yang bisa menjamin kalau di kali keempat akan juara lagi, bukan?
Kakak kelas kami pernah bilang, kalau mempertahankan itu sulit. Mempertahankan sebuah gelar juara itu sulit. Benar saja. Selama 13 hari pembuatan mading, segalanya terjadi. Optimis berganti pesimis, kemudian berganti lagi menjadi optimis lalu pesimis lagi. Kekompakan mengendur. H-3, mading belum 50%. Segalanya. Segalanya.
Namun, pada akhirnya semangat itu kembali. Pesimis telah berganti menjadi optimis dan tetap optimis. Kekompakan itu semakin mengencang. H-1, mading sudah 90%.
Senyum itu akhirnya berkembang di setiap anggota mading!
PS 4, kami datang!
"Kami adalah pohon. Pohon yang sedang tumbuh besar."
Hari H akihrnya datang.
Selama 3 hari pameran, segala yang bisa kami temui adalah: tantangan! Madingnya keren-keren, rapi-rapi, unik-unik. Bahkan ada beberapa mading yang memakai teknologi gerak. Ada yang bentuk pohon, suasana pedesaan, bumi, dan masih banyak lagi. Kostumpun tak kalah menariknya. Banyak dari mereka memakai dresscode yang unik-unik. Mereka juga punya yel-yel yang kompak dan menarik. Para peserta desain blog, juga begitu aktif. Semuanya keren. Semuanya unik!
Namun semangat tetap tidak boleh kendur. Mental tetap harus dijaga. Kami telah mempersembahkan yang terbaik, dan hasilnya tentu terserah DIA.
"Kami adalah pohon yang sedang tumbuh besar. Namun ketika kami sudah hampir mencapai titik tertinggi pertumbuhan kami sebagai pohon, angin kencang berusaha menumbangkan kami."
Mental adalah salah satu kunci bagi seorang peserta untuk menjuarai sebuah kompetisi. Mental itu harus tetap kuat, harus tetap kokoh.
Sebanyak apapun sindiran, sebanyak apapun cemoohan, sebanyak apapun pandangan meremehkan, segala hal itu akan menjadi tidak berarti jika kita mempunyai mental sekuat baja, atau bahkan sekeras intan.
Jangan biarkan mental itu rapuh. Jangan biarkan mental itu runtuh.
Karena jika sedikit saja mental itu rapuh, segalanya akan rapuh pula.
"Angin kencang tidak akan bisa menumbangkan sebuah pohon yang kokoh."
Setelah lama menunggu, akhirnya pengumuman itu datang. Kami beserta peserta dari sekolah lain berkumpul di depan panggung untuk mendengarkannya. Puluhan piala berukuran sedang terjejer rapi di sisi panggung, dengan piala terbesar duduk di tengah-tengahnya. Piala juara umum.
Detik-detik menuju pengumuman juara umum kami lewati dengan dada berdebar. Segala yang bisa kami lakukan hanyalah berdoa dan berdoa. Pandangan kami tak pernah lepas dari kedua MC yang membacakan pengumuman. Tangan kami terkepal. Gigi kami bergemertak.
Hingga akhirnya pengumuman itu keluar, segalanya terlepas. Sorak itu kembali terdengar. Derap kaki menuju panggung kembali terdengar. Rasa dingin dari piala marmer itu kembali terasa.
Kami, juara umum lagi. Juara umum untuk kali keempat.
Segala jerih payah kami akhirnya terbayar dengan sangat manis. Air mata frustasi akhirnya tergantikan dengan air mata kebahagiaan. Keberadaan kami diakui. Perjuangan kami diakui, ketika sebuah piagam penghargaan karena telah menjadi juara empat kali berturut-turut sampai pada tangan kami. Kami bahagia. Kami bersorak!
Dengan diberikannya piagam penghargaan tersebut, artinya kami sudah harus beristirahat. Kami pensiun untuk sejenak. Kami tak lagi akan berkompetisi di tahun depan. Predikat sebagai peserta kompetisi diganti menjadi peserta kehormatan.
Meskipun begitu, kami tahu bahwa perjuangan kami masih harus terus berjalan. Masih ada event-event mading lain yang menanti di angkatan depan.
Hei, adik-adikku, semangat ya! (^-^)
PS 5, semoga bisa lebih baik.
PS 5, semoga mereka yang belum juara bisa mendapatkan juara.PS 5, semoga bisa lebih meriah.
Semangat buat semuanya! Semua peserta PS 5, tanpa terkecuali. Semangattt!!!
Terima kasih Allah... Terima kasih atas semuanya...
Terima kasih Radar Tulungagung. Terima kasih panitia. Terima kasih Balai Rakyat. Terima kasih peserta. Terima kasih pengunjung. Terima kasih teman-teman. Terima kasih kakak-kakak. Terima kasih adik-adik.
Semoga Madcrew bisa lebih berjaya di generasi berikutnya. Semangat!!!
Komentar