Bingung mau nulis darimana. Terlalu banyak yang mau disampaikan, dan rasa-rasanya jadi nggak sinkron antara materi yang satu dengan yang lainnya. -.- Well, kalau alurnya nggak jelas, maafkan aku ya...
Beberapa waktu yang lalu, aku melihat sesuatu yang kurang mengenakkan hati. Saat itu, ada seorang adik kelas cowok yang sedang dalam keadaan yang memaksanya untuk mengeluarkan air mata. Walau air matanya tak sampai mengalir, tapi ia sangat terlihat begitu berusaha menahan emosi (ingat, emosi tidak selamanya berarti marah). Salut deh buat dia.
Tetep semangat, Dek! Masih ada seribu cara lain yang bisa menggiringmu dalam mencapai impianmu itu. Ingatlah, bahwa orang-orang di sekitarmu tetap mendukungmu. :)
Oke, dari kisah di atas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa di balik segala ketegasan dan benteng kekuatan yang kokoh milik seorang lelaki, masih ada celah dimana ia tak bisa membendung perasaannya hingga akhirnya merasa harus menumpahkannya--dalam cara apapun, termasuk menangis. Ya, lelaki adalah simbol perlindungan, simbol kekuatan. Namun ia juga manusia yang punya emosi. Ia juga bisa rapuh, dan ia juga bisa runtuh. Dan melihat lelaki yang sedang menangis itu rasanya lebih menyakitkan daripada melihat perempuan menangis...
Well, ini bukan berarti aku tidak membela kaumku ya. Karena bukankah setiap orang punya cara yang berbeda dalam menyikapi sesuatu? Dan seperti inilah bagaimana aku bersikap.
(Nah kan, aku blank lagi mau nulis apa! -.-)
Baiklah, kurasa cukup deh cuap-cuapku ini. Aku tahu, aku tahu, tulisan ini malah lebih cenderung ke curhatan daripada atikel. Yaah, lagian tujuanku nulis ini juga nggak lebih dari sekedar pingin curhat. Ehehe... :P *ditelen*
Yeah, semoga bermanfaat ya... Kalau ada yang ngganjel soal artike...err, tulisan ini, jangan segan untuk ngasih komentar. :)
Beberapa waktu yang lalu, aku melihat sesuatu yang kurang mengenakkan hati. Saat itu, ada seorang adik kelas cowok yang sedang dalam keadaan yang memaksanya untuk mengeluarkan air mata. Walau air matanya tak sampai mengalir, tapi ia sangat terlihat begitu berusaha menahan emosi (ingat, emosi tidak selamanya berarti marah). Salut deh buat dia.
Tetep semangat, Dek! Masih ada seribu cara lain yang bisa menggiringmu dalam mencapai impianmu itu. Ingatlah, bahwa orang-orang di sekitarmu tetap mendukungmu. :)
Oke, dari kisah di atas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa di balik segala ketegasan dan benteng kekuatan yang kokoh milik seorang lelaki, masih ada celah dimana ia tak bisa membendung perasaannya hingga akhirnya merasa harus menumpahkannya--dalam cara apapun, termasuk menangis. Ya, lelaki adalah simbol perlindungan, simbol kekuatan. Namun ia juga manusia yang punya emosi. Ia juga bisa rapuh, dan ia juga bisa runtuh. Dan melihat lelaki yang sedang menangis itu rasanya lebih menyakitkan daripada melihat perempuan menangis...
Well, ini bukan berarti aku tidak membela kaumku ya. Karena bukankah setiap orang punya cara yang berbeda dalam menyikapi sesuatu? Dan seperti inilah bagaimana aku bersikap.
(Nah kan, aku blank lagi mau nulis apa! -.-)
Baiklah, kurasa cukup deh cuap-cuapku ini. Aku tahu, aku tahu, tulisan ini malah lebih cenderung ke curhatan daripada atikel. Yaah, lagian tujuanku nulis ini juga nggak lebih dari sekedar pingin curhat. Ehehe... :P *ditelen*
Yeah, semoga bermanfaat ya... Kalau ada yang ngganjel soal artike...err, tulisan ini, jangan segan untuk ngasih komentar. :)
Komentar
Cowooook jugaa manusiaaa... :D
Bahkan Nabi Muhammad saja menangis,Dek....
Tapi bukan karena lemah..tapi karena hati beliau yang begitu lembut... :)
Pitik beneran pingin re-charge ini... :(